Pergumulan?

Shalom lagi saudara-saudara.....(*ceile bahasanya..heheheh..:D)
Sekarang, saya mau berbagi sedikit firman Tuhan yang saya dapat siang kemaren di PJ PMK ITS 12 April 2013, di Teater B, yang dilayani oleh Bapak Pdt.Stefanus Theofilus, pendeta tamu dari Jakarta. Semoga memberkati lagi ya. Please enjoy it! :D

Dalam kehidupan kita ada banyak rasa yang pasti akan kita jalani, baik itu pahit-manis-asam-atau asin. hehehhe.. Seperti Nan* N*no..hehehhehe.. Namun itulah yang namanya kehidupan. We need to add some flavor to create a meaningful life.
Saat ini kita akan belajar dari kehidupan Nabi Elia. Dia adalah seorang nabi besar yang memiliki nama cukup masyur dalam sejarah hidup umat Kristen. Nabi Elia melakukan cukup banyak mukjizat dan merupakan seorang nabi yang berani. hal itu dibuktikan dari nubuatnya menjadikan keekeringan selama 3.5 tahun di tanah Israel, membangkitkan orang mati (yang dalam Alkitab sendiri hanya sedikit nabi yang tercatat bisa membangkitkan orang mati), dan berani dalam mengolok-olok dewa Baal, tuhan dari Raja Ahab raja ISrael masa itu. Namun kehidupan yang mahsyur dan mulus itu tidaklah berlangsung lama. Tiba saatnya ketika Elia mengalami ketakutan luar biasa ketika Izebel, istri Ahab, yang menyatakan akan membunuh Elia dengan tangannya sendiri, karena penghinaan yang telah dia lakukan terhadap dewa Baal. Mungkin kita melihat dan beranggapan betapa lemahnya Elia takut terhadap seorang wanita (re:Izebel), sementara terhadap Ahab saja dia tidak gentar sedikit pun. Namun sesungguhnya yang membuat ketakutan Elia menjadi-jadi hingga Dia berseru kepada Allah adalah karena banyaknya orang-orang Israel di belakang Izebel, yang pasti akan menuruti pertintah Izebel untuk membunuhnya. Dia takut tidak mendapat tempat untuk bersembunyi. Tibalah Elia di masa gelombang kehidupannya.
Dan yang ingin dibahas saat ini adalah, mengapa Tuhan memberikan pencobaan kepada Elia yang sudah setia kepada-Nya? 
Berkaca pada kehidupan kita sekarang ini. Setiap kita pasti menginginkan kehidupan yang mulus dan lancar-lancar saja. Kita ingin semua yang kita rencanakan dan kita harapkan berjalan lancar. Namun pada kenyataannya bukan itulah yang kita dapatkan. Akan ada banyak gunung yang akan menghalangi kita. Akan ada banyak batu yang akan mengisi jalan kehidupan kita. Hidup tidak akan pernah semulus yang kita harapkan. Sekarang yang hendak kita tanyakan kepada diri kita adalah, Bagaimana kita menghadapi situasi ini?
Kembali kepada kisah Elia, Allah memberikan gelombang dan batu dalam kehidupan Elia bukan tanpa suatu alasan. Karena segala pekerjaan Tuhan tidak ada yang terjadi tanpa alasan yang real. Tujuan Allah adalah untuk memberikan pelajaran dalam kehidupan Elia. Allah sedang menguji Elia. Siapkah dia? Apa respon Elia terhadap keadaan tersebut? Akankah dia berseru kepada Allah atau dia akan kecewa dan meninggalkan Allah? Percayakah dia Allah sudah selamatkan dia (1 Raja 19:13-15)?
Demikian dengan kehidupan kita. Apa yang akan kita lakukan jikalau kehidupan yang awalnya lancar-lancar saja, tiba-tiba seakan 'diporak-porandakan' Tuhan. Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan kecewa dan meninggalkan Dia, atau kita akan bangkit dari kesedihan kita dan berseru kepada-Nya mencari jawaban-Nya atas situasi yang sedang dihadapkan bagi kita.
Bila kita telaah lebih dalam, Tuhan memberikan banyak lika-liku dan gelombang dalam kehidupan kita adalah bermaksud baik. Tuhan menginginkan perjumpaan pribadi dengan kita. Tuhan merindukan pertemuan dan percakapan yang intim dengan kita. Dia ingin kita sadari kita punya Bapa yang amat dekat dengan kita. Bapa yang akan selalu ada untuk mendengarkan dan menerima anak-anak-Nya (kita manusia ciptaan-Nya). Dia ingin mendengar curahan hati kita, sorak hati kita, tangis kita, cerita bahagia kita.  Dia merindukan kita di hadirat-Nya. Betapa beruntungnya dan terberkatinya kita memiliki kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Pencipta kita. Betapa beruntungnya kita memiliki Tuhan yang bertindak sebagai Bapa yang mau mendengar tangis dan keluh kita.
Namun, betapa masih belum dewasanya kita. Kita belum siap untuk menghadapi dan menerima jawaban Tuhan. Kita masih seperti bayi yang hanya selalu ingin ditolong dan dilayani. Kita tidak mau merasa disusahkan. Kita ingin semua keinginan kita terpenuhi. Kita bertindak layaknya Tuhan. Tuhan yang mengikuti kehendak kita, bukan kita yang mengikuti kehendak Tuhan. Kita belum menjadi dewasa di dalam Kristus.
Allah kita adalah Allah yang begitu peduli dengan kita. Dia tidak akan mengabulkan semua permohonan, harapan, keinginan dan doa kita. Karena Dia sudah tahu bahwa semuanya itu bukanlah hal yang terbaik bagi kehidupan kita. Dia sudah siapkan rancangan-Nya yang adalah sempurna. Melalui hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita itu, Tuhan merindukan pertemuan dengan kita. Dia ingin mendewasakan kita secara iman. Layaknya bayi yang terjatuh ketika belajar berjalan, sebagai orang tua yang baik pasti akan membiarkan si bayi untuk bangkit sendiri dan kembali belajar. Ha ini dilakukan agar si bayi tahu rasa seperti apa itu jatuh, sehingga tidak akan mau lagi terjatuh. Demikian dengan Tuhan kita. Tuhan menginginkan kita bisa semakin mengenal dan semakin dekat dan intim dengan Dia. Kita semakin lebih belajar lagi dan kita bisa lebih dari orang lain. Tuhan inginkan yang terbaik bagi kita. 
Jadi marilah untuk mulai bangkit dari pergumulan yang sedang kita hadapi. Serahkan semuanya kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Berserulah kepada-Nya. Menangislah bila kau ingin menangis. Itu yang Dia rindukan dari kita. Dia rindu untuk kita berseru dan berserah kepada-Nya. Cari kehendak-Nya, dan pastilah kita akan tidak akan pernah putus asa lagi. Karena kita memiliki batu karang yang teguh.

"Mukjizat dan anugerah terbesar yang kita miliki adalah ketika kita memiliki kesempatan untuk bertemu dan memiliki perbincangan yang intim dengan Tuhan kita. Kita bisa menangis, kita bisa tertawa, kita bisa berkeluh kesah."
"Di dalam setia tantangan yang Ku-beri, di dalamnya mukjizat-Ku terjadi" 
"Tuhan jangan pindahkan gunung yang ada di depanku dari hadapanku. Tapi beri aku kekuatan untuk mendakinya"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bilur-bilur-Nya yang menyelamatkan (Yesaya 53:5)

New Beginning

My Priority