Berkunjung ke kampung halaman "Masha and The Bear": part 1 - Dari nemu tiket jackpot sampe ngurus visa


Jackpot Ticket: Lebih Murah Daripada Pulang Ke Medan dengan Pesawat Full Service

Rusia: negara yang ga pernah masuk dalam destination list untuk travel gue.
Terus apa dong alasannya Fatimah?
Tak lain dan tak bukan adalah karena harga tiketnya yang bikin ngiler. "Cuma 5,6 juta rupiah dengan ThaiAirways, udah pergi-pulang dengan lama penerbangan 10 jam (di luar jam transit), dan full package pula! Gimana ga bikin ngiler tuh, di saat harga tiket domestik lagi gila-gilaan? Harga ini sama dengan tiket gue pulang ke Medan dari Surabaya, dengan make pesawat Batik Air 'aja'. Kalau pakai Garuda minimal 6,5 juta kwkwkw.
Ditambah info-info dari blog-blog di Google dan seliweran sharing orang-orang di grup FB Backpacker Internasional dan Backpacker Dunia yang bilang kalau biaya hidup di sana itu murah, 11-12-lah dengan kota Jakarta.
Akhirnya mantapin hati untuk beli tiketnya.
Oh iya, untuk tiketnya nemu di IG @PromoTrip. Gue ngerekom akun ini banget. Bisa dipercaya deh. Buktinya gue berangkatkan? hahhaha. Dan adminnya ramah dan informatif banget. Dan harganya menurut gue sangat kompetitif dibanding beberapa akun tiket online lainnya.

Awalnya sebenarnya pengen solo travelling ke sana. Tapi, sebagai adik yang baik, gue selalu izin ke kakak dan abang tertua. Apalagi, image Rusia gak terlalu bagus di negara ini. Alasan karena mereka negara komunis dan pengaruh propaganda film-film Hollywood, yang nampilin kemafiaan di Rusia mungkin(?). Kakak oke-oke aja tapi tetap nyaranin kalau boleh ada barengannya, ga sendiri gitu. Tapi si abang, kekeuh ga ngizinin kalau gue berangkat sendiri.
Hmmmmm. Nasib jadi anak bungsu di rumah.

Oke! Nawarin ke teman-teman yang menurut gue cocok dengan gaya dan cara jalan gue, plus sekiranya berpotensi bisa gabung. Akhirnya, dari beberapa teman yang ditawarin, tapi cuma Rasti yang langsung oke tanpa banyak mikir. Selain itu biar tambah rame, Rasti ngajak Puji yang katanya tertarik juga.
Ya udah, meski ada pengalaman ga enak jalan bareng Puji, karena ada Rasti setidaknya sebagai penengah, gue okein aja. Yang penting tetap jadi berangkat. Wkwkwk.

Kita beli tiket itu di Oktober 2018 untuk keberangkatan Agustus 2019. Gila ga tuh? Sepuluh bulan sebelum keberangkatan. Hahahah.
Meski cuti belum pasti di-acc, karena banyaknya kemungkinan tugas atau kepentingan lain yang ga bisa ditinggal. Yang penting tiket udah aman dulu. Urusan cuti, cincailah. Wkwkwk.

Btw, meski tiket yang 'cuma' seharga 5,6 juta rupiah ini tergolong cukup murah, gue sempat agak menyesal belinya, Kenapa? Karena sehari setelah gue beli tiket, di grup FB BD dan BI, ada info promo Trav**oka. Dan iseng-iseng nyoba rute ke Rusia dengan maskapai ThaiAirways juga, gue dapat seharga 4,8 doang dong Hahahhaha. Lebih murah 800 ribu. Wkwkwkw.
Tapi ya sudahlah. Namanya juga ga rezeki. Wkwkwk
Tips dari gue, cek-cek dulu  harga dan promo di aplikasi tiket online gede dan bandingin dengan harga dari agen tiket lainnya, Baru deh mutusin beli tiket dari mana.

Gue udah mulai coba-coba nyusun dan nyari info soal Rusia itu di bulan Januari 2019. Kita ber-3 mulai fokus di bulan April, karena ngejar untuk bikin visanya di Juni, 2 bulan sebelum keberangkatan. Kenapa harus 2 bulan sebelum?
1. Ngurus visa di Kedubes Rusia itu makan waktu lama, minimal 14  hari kerja kalau jalur normal. Bisa pakai jalur ekspres cuma maksimal 3 hari kalau emang ga keburu. Tapi yah itu, harganya 2 kali lipat jalur normal.
2. Ngurus visa di Kedubes Rusia pake sistem antri. Maksimum 10 antrian tiap hari. Dan itu antrinya kadang, jam 7 pagi udah full. Jadi  better lebih cepat untuk menjamin, pengajuan visa udah masuk ke Kedubesnya untuk mencegah hal yang tak diinginkan.


Si Visa yang Gampang Tapi Susah

Sebenarnya, syarat pembuatan visa Rusia itu ga ribet kayak negara Schengen, Jepang, atau banyak lagi negara lainnya yang cukup ribet, khususnya soal pelampiran tabungan minimal sekian juta atau asuransi dengan tanggungan sekian juta, dll.

Syarat-syarat yang diperlukan hanya:
  1. Passport yang masa aktifnya min.6 bulan dari tanggal kepulangan dari Rusia dan fotokopinya.
  2. Pas foto standar visa terbaru berlatar putih ukuran 4 x 4 cm (ini sesuai yang ditempel di papan informasi di Kedubesnya).
  3. Form pengajuan visa yang udah diisi lengkap dan ditandatangani. Pengisiannya dilakukan di alamat  http://visa.kdmid.ru 
  4. Visa support, yang diterbitin sama hotel atau travel agency di Rusia. Ini ada yang berbayar dan ada yang gratis. (nanti gue ceritain di bawah cara dapat yang gratis)
  5. Syarat administrasi lainnya kayak bukti reservasi hotel, tiket pesawat, kereta, asuransi, dll itu opsional. Sebenarnya ga diminta. Tapi kalaupun dilampirkan, ga dikembalikan kok. Siapa tahu ragu-ragu, monggo dilampirkan aja.
Poin no.4 yakni si visa support. Sebenarnya kalau mau bayar, untuk mendapatkan ini sangat gampang. Tinggal buat pengajuan di travel agency yang memang udah terkenal nerbitin Visa Support Russia kayak Brovenik, Rusvisa, atau travel agency lainnya yang support untuk Indonesia tentunya. Karena ga semua travel agency ini bisa nerbitin untuk WNI.  Tapi selama ini, Brovenik jadi rekomendasi orang-orang yang udah pernah ngurus visa support bagi WNI. Apalagi, pas pengajuannya untuk akomodasi yang bakal kamu gunain nantinya, ga harus udah full paid . Dan harga tiap agency beda-beda juga tentunya. Jadi cek dan ricek aja satu-satu, kalau semisal cara gratisan yang bakal gue share berikutnya ga memungkinkan untuk digunain.

Sebagai traveller pengejar harga diskon dan termurah, tentunya gue bakal ngusahain yang gratisan lebih dulu.
Cara termudah untuk dapat visa support gratisan adalah minta hotel/penginapan yang udah kamu booking untuk nerbitin visa support. Namun ga semua hotel/penginapan mau melakukan ini secara cuma-cuma. Rata-rata yang ngasih gratis itu hanya jaringan hotel yang udah gede, setara bintang 3 ke atas mungkin ya. Dan dengan syarat udah full paid. Namun karena gue tipe traveller murah, nginep di hotel berbintang 3 bukan opsi murah. wkwkwkw. Jadi nyari opsi lainnya.

Niat awalnya kita pengen make Brovenik untuk nerbitin visa support, selain karena udah direkomendasiin banyak orang juga ga ribet. Tapi, karena ternyata pas pengajuan kita harganya naik jadi USD39, dari yang awalnya di info-info kita dapat 'hanya' senilai USD24, kita pun mengurungkan niat dan mencari opsi termurah. Ngubek-ngubek travel agency lainnya, tapi agak ribet dan ada rasa ragu-ragu di hati kita. Sampe akhirnya Puji nemu 1 blog (IYA, CUMA 1 (satu) blog) yang nge-share link untuk dapat visa support gratis. 
Karena gue baik (wkwkkwkwkwk), gue bakal share juga HAHHAHAHHA. 
Ga, becanda. Gue cuma pengen teman-teman traveller bisa sama-sama mendapatkan kemudahan ini juga kok. Karena gratisan adalah kecintaan kita semua!! WKKWKKW

You only need to read and follow the instructions from this link http://www.saint-petersburg.com/russian-visa/how-to-get-free-visa-support/
Kalau masih bingung dan mau ada tanya-tanya, feel free to ask me through my media social or just comment on the comment box bellow! :)

Yang awalnya kita udah rela keluar USD24, eh ternyata jadi keluar 0 rupiah aja untuk visa support. Mayan untuk nambah dana untuk oleh-oleh nanti. wkwkwkwk

Walau agak butuh waktu agak lama, hampir 3 hari, akhirnya kita dapat visa support-nya. Sebenarnya bisa cuma sehari aja sih, selama bukti full paid akomodasi udah lengkap. Tapi karena kedodolan kita sih, karena akomodasi yang kita pilih untuk Moscow ga langsung full paid via booking.com-nya. Tapi transaksinya langsung ke kartu kredit dan si pihak hotel. Jadinya agak lama karena harus minta bukti pembayaran full paid ke hostelnya langsung via email.

Apalagi agak ada drama soal riwayat transaksi pembayaran dengan si hotel di Moscow ini. Kalau untuk akomodasi di St. Petersburg, transaksi kartu kredit langsung masuk notif email begitu reservasi dilakukan. Karena pembayarannya via Booking.com.
Lain halnya dengan yang di Moscow. Reservasi dilakukan kira-kira pukul 10 pagi, tapi notif riwayat transaksi kartu kredit masuk pukul 2 siangan. Tapi, status di halaman booking.com masih 'unpaid'. 
Panik dong. Apalagi nama merchant di notif email yang masuk, beda dengan transaksi reservasi hotel kita yang di Moscow dan St. Petersburg. Ditambah dengan seliweran tentang Rusia yang banyak tentang mafia dan pencurian data kartu kredit. Panik langsung telpon pihak bank untuk nge-blokir kartu kredit.
Ternyata eh ternyata, pas gabut di kamar malamnya, iseng-iseng buka Google Translate dan nerjemahin nama hotel yang kita pesan untuk Moscow. Engingenggggggg... 
Nama merchant yang ada di notif riwayat transaksi via email itu sama sesuai terjemahan nama hotel yang kita booking. Nama hotel di booking .com-nya dalam Bahasa Rusia. Sementara, notif email dalam bahasa Inggris. Wkkwkwkwk #kumalu AHAHHA
Kartu sudah terlanjur diblokir dan sudah pengajuan kartu baru. Yah sudahlah, tidak apa-apa. Ganti kartu baru juga ga masalah. WKWK

Visa support udah diterima, saatnya masukin berkas ke Kedubes Rusia untuk pengajuan visa.
Berhubung pengajuan visa Rusia cuma bisa di Jakarta atau Bali (via Konsulat) dan kedudukan gue ada di Surabaya, jadi gue harus benar-benar atur waktu untuk bisa masukin pengajuan visa. 
Syukurnya, pas jadwal libur lebaran 2019, Kedubes cuma tutup pas tanggal merahnya, jadi gue bisa masukin berkas gue sebelum itu. Apalagi, karena ongkos ke Medan yang mahal banget (4jutaan PP, itupun pake si singa merah 3hiksss -eh jadi malah curhat hahha), gue ngehabisin libur lebaran di Jakarta aja. Jadi gue punya waktu untuk masukin berkas ke Kedubes Rusia.
Dan keuntungan masukin berkas pas libur lebaran adalah antrian santai ga kayak hari biasa. Buktinya gue datang jam 8 kurang aja, gue masih bisa dapat nomor antrian 5. Kalau hari biasa, datang jam 7 pagi aja belum tentu dapat nomor antrian wkwkwk. Oh iya, jumlah antrian pengajuan perhari-nya (weekday only) adalah 10 antrian saja.

Untuk biaya pembuatan visa rusia adalah sebagai berikut (per tanggal 1 Februari 2019):
  • Single Entry USD 80
  • Double Entry USD 128
  • Multiple Entry USD 240
  • Untuk pengurusan ekspres (1-3 hari), biaya di atas masing-masing jadi 2x lipat.
NB:

  1. Better bayar pake USD dibanding pake rupiah, Karena nilai tukar yang akan dikenakan oleh Kedubes bakal jelek banget. Misal, kayak pas lagi ngajuin visa kemaren, curi-curi dengar karena ada yang ga bawa USD, rate yang dikenakan adalah Rp15.500,-. Padahal saat itu rate USD hanya senilai Rp14.300 aja. Kan lumayan tuh 1200 perak kali harga yang harus dibayarkan.
  2. Pastikan duit USD yang kamu bawa dalam kondisi bagus dan merupakan terbitan setelah tahun 2013. Apesnya gue, karena belum nuker duit, gue minjem USD si kakak yang ternyata terbitan tahun 2009. Sebenarnya masih berlaku sih, tapi yah ga semua negara mau nerima itu. wkwkkw. Sempat lemes karena ga yakin ada money changer yang masih buka (mengingat udah masuk libur lebaran) yang lokasinya ada di dekat Kedubes. Apalagi itu udah jam 11 kurang, pelayanan pengajuan visa hanya sampe jam 12 tet.Untungnya ada mbak-mbak yang  ternyata punya dollar lebih, tapi ngasih rate jelek banget, 15ribu dong. Alasan dia, kemaren pas nuker USD kena rate segitu. Padahal terakhir 15ribu juga pas tahun 2018. Tapi karena gue butuh, yah udah gue terima aja. Yang penting berkas pengjuan visa gue masuk dulu aja. Karena gue ga tau kapan lagi bisa ke Jakarta tanpa harus ngeluarin ongkos lagi.

Setelah semua berkas yang dipersyaratkan dicek dan pembayaran diterima, kita bakal ditinggal di lobby kurang lebih 1-2 jam, untuk dapat bukti pembayaran pengajuan visa yang juga dilengkapi tanggal pengambilan visa. Bukti pembayaran ini harus dibawa pada saat pengambilan visa nantinya dan ga bisa difotokopi, karena ga bakal diterima. Jadi jaga baik-baik tuh bukti pembayaran!

Setelah bosan nunggu, akhirnya kita dapat bukti bayar dan disuruh ngambil visanya 10 hari dari tanggal pengajuan. Dan 10 hari ini udah tergolong cepat banget. Karena Puji yang ngajuin setelah libur lebaran, kena 21 hari total sampe visanya jadi. Mungkin karena pas kita itu, pengajuan yang masuk dikit, karena orang-orang masih pada fokus persiapan hari raya dan mudik kali ya.
Setelah 10 hari sesuai yang dijadwalkan, Rasti yang domisili di Jakarta gue titipin untuk turut ngambil visa gue. Dan voila, our visa application was granted!

Sebenarnya, kalau syarat-syarat administrasi udah lengkap, 99,9% pengajuan visa Rusia pasti granted sih. Apalagi, petugas yang ada di Kedubes ga akan lanjut proses pembayaran kita, kalau ternyata masih ada syarat yang ga sesuai. Jadi akan sangat kecil kemungkinan duit melayang karena visa ga granted. Ga kayak visa Schengen yang masih harap-harap cemas untuk di-reject meski udah bayar dan lengkapi syarat super banyak. Atau visa USA yang lebih harap-harap cemas lagi, dengan tingkat reject cukup tinggi. Wkwkwkw.

Visa granted and I couldn't wait to visit Russia!
Gue udah ga sabar untuk berkunjung ke negerinya si Masha dengan segala seliweran negatif yang beredar di media dan negara ini.

_to be continued_


Komentar

niasovi mengatakan…
pret font nya doang mah ini kurang jelaaas

Postingan populer dari blog ini

Bilur-bilur-Nya yang menyelamatkan (Yesaya 53:5)

New Beginning

My Priority